BUSANA SYAR'I : Daripada menuntut terus persamaan gender, mending setiap wanita berusaha memiliki 8 sifat wanita terbaik berikut ini.
1- Menutup
Aurat
Wanita
terbaik itu menutup auratnya. Aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali
wajah dan telapak tangan, menurut pendapat terkuat di antara pendapat para
ulama.
Allah Ta’ala berfirman,
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا
النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ
عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا
يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka“. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 59).
Jilbab
bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita
setelah memakai khimar. Sedangkan khimar adalah penutup kepala.
Allah Ta’ala juga
berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ
يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ
زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur: 31).
Baca selengkapnya tentang Kaos Dakwah
2- Berbusana dengan
Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i
Wanita
yang menjadi idaman sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini
yang kami sarikan dari berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah.
Syarat
pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak
tangan.Syarat
kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي
بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj seperti
orang-orang jahiliyyah pertama.” (QS. Al Ahzab : 33).
Abu
‘Ubaidah mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya.” Az Zujaj
mengatakan, “Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat
mendorong syahwat (godaan) bagi kaum pria.”
Syarat
ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan
bentuk lekuk tubuh.
Syarat
keempat: Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya
ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ
اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ
“Seorang
perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar
mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang
pelacur.” (HR. An Nasa’i, Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad. Syaikh Al Albani
dalam Shohihul Jami’ no. 323 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Syarat
kelima: Tidak menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim.
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
لَعَنَ النَّبِىُّ –
صلى الله عليه وسلم – الْمُخَنَّثِينَ مِنَ الرِّجَالِ ، وَالْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ
النِّسَاءِ
“Rasulullah
melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai
kaum pria.” (HR. Bukhari no. 6834)
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ
بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”.(HR.
Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ mengatakan bahwa sanad
hadits ini jayid/bagus)
Inilah
di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi. Inilah wanita
yang pantas dijadikan kriteria.
3- Betah
Tinggal di Rumah
Di
antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah
berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar
rumah kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Hal ini dengan tujuan untuk
menyelamatkan masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi
laki-laki.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي
بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan
tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan
sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).
Ibnu
Katsir ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan, “Hendaklah kalian tinggal di
dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian keluar rumah kecuali karena ada
kebutuhan”.
BAJU SYAR'I : Disebutkan
bahwa ada orang yang bertanya kepada Saudah -istri Rasulullah-, “Mengapa engkau
tidak berhaji dan berumrah sebagaimana yang dilakukan oleh saudari-saudarimu
(yaitu para istri Nabi yang lain, pent)?” Jawaban beliau, “Aku sudah pernah
berhaji dan berumrah, sedangkan Allah memerintahkan aku untuk tinggal di dalam
rumah”. Perawi mengatakan, “Demi Allah, beliau tidak pernah keluar dari pintu
rumahnya kecuali ketika jenazahnya dikeluarkan untuk dimakamkan”. Sungguh moga
Allah ridha kepadanya.
Ibnul
‘Arabi bercerita, “Aku sudah pernah memasuki lebih dari seribu perkampungan
namun aku tidak menjumpai perempuan yang lebih terhormat dan terjaga melebihi
perempuan di daerah Napolis, Palestina, tempat Nabi Ibrahim dilempar ke dalam
api. Selama aku tinggal di sana aku tidak pernah melihat perempuan di jalan
saat siang hari kecuali pada hari Jumat. Pada hari itu para perempuan pergi ke
masjid untuk ikut shalat Jumat sampai masjid penuh dengan para perempuan.
Begitu shalat Jumat berakhir mereka segera pulang ke rumah mereka masing-masing
dan aku tidak melihat satupun perempuan hingga hari Jumat berikutnya”.
Dari
Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْمَرْأَةَ
عَوْرَةٌ، وَإِنَّهَا إِذَا خَرَجَتْ مِنْ بَيْتِهَا اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
فَتَقُولُ: مَا رَآنِي أَحَدٌ إِلا أَعْجَبْتُهُ، وَأَقْرَبُ مَا تَكُونُ إِلَى
اللَّهِ إِذَا كَانَتْ فِي قَعْرِ بَيْتِهَا”
“Sesungguhnya
perempuan itu aurat. Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya. Keadaan
perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di
dalam rumahnya”. (HR Ibnu Khuzaimah no. 1685. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa sanad hadits ini shahih)
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Tidak halal bagi seorang istri
keluar dari rumah kecuali dengan izin suaminya.” Beliau juga berkata, “Bila si
istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti ia telah berbuat nusyuz
(pembangkangan), bermaksiat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya, serta pantas
mendapatkan siksa.” (Majmu’ Al-Fatawa, 32: 281)
4- Memiliki
Sifat Malu
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الْحَيَاءُ لاَ يَأْتِى
إِلاَّ بِخَيْرٍ
“Rasa
malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari no. 6117 dan
Muslim no. 37, dari ‘Imron bin Hushain.)
Kriteria
ini juga semestinya ada pada setiap wanita. Contohnya adalah ketika bergaul
dengan pria. Wanita yang baik seharusnya memiliki sifat malu yang sangat.
Cobalah perhatikan contoh yang bagus dari wanita di zaman Nabi Musa ‘alaihis
salam. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ
مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ
دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي
حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ (23) فَسَقَى لَهُمَا ثُمَّ
تَوَلَّى إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ
خَيْرٍ فَقِيرٌ (24)
“Dan
tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan
orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia men- jumpai di belakang orang
banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata:
“Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami
tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu
memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut
umurnya”. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya.”
(QS. Qashash: 23-24). Lihatlah bagaimana bagusnya sifat kedua wanita ini,
mereka malu berdesak-desakan dengan kaum lelaki untuk meminumkan ternaknya.
Namun coba bayangkan dengan wanita di zaman sekarang ini!
Tidak
cukup sampai di situ kebagusan akhlaq kedua wanita tersebut. Lihatlah bagaimana
sifat mereka tatkala datang untuk memanggil Musa ‘alaihis salaam; Allah
melanjutkan firman-Nya,
فَجَاءَتْهُ
إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِي يَدْعُوكَ
لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا
“Kemudian
datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan penuh rasa
malu, ia berkata, ‘Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan
balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.‘” (QS. Al Qashash :
25)
Ayat
yang mulia ini,menjelaskan bagaimana seharusnya kaum wanita berakhlaq dan
bersifat malu. Allah menyifati gadis wanita yang mulia ini dengan cara jalannya
yang penuh dengan rasa malu dan terhormat.
Amirul
Mukminin Umar bin Khoththob rodiyallohu ‘anhu mengatakan, “Gadis itu menemui
Musa ‘alaihis salaam dengan pakaian yang tertutup rapat, menutupi wajahnya.”
Sanad riwayat ini shahih.
5- Taat dan
Menyenangkan Hati Suami
Istri
yang taat pada suami, senang dipandang dan tidak membangkang yang membuat suami
benci, itulah sebaik-baik wanita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia
berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي
تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا
وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah
ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita
yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat
suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri
dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2:
251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Begitu
pula tempat seorang wanita di surga ataukah di neraka dilihat dari sikapnya
terhadap suaminya, apakah ia taat ataukah durhaka.
Al
Hushoin bin Mihshan menceritakan bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam karena satu keperluan. Seselesainya dari keperluan
tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepadanya,
أَذَاتُ زَوْجٍ أَنْتِ؟
قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: كَيْفَ أَنْتِ لَهُ؟ قَالَتْ: مَا آلُوْهُ إِلاَّ مَا
عَجَزْتُ عَنْهُ. قَالَ: فَانْظُرِيْ أينَ أَنْتِ مِنْهُ، فَإنَّمَا هُوَ
جَنَّتُكِ وَنَارُكِ
“Apakah
engkau sudah bersuami?” Bibi Al-Hushain menjawab, “Sudah.” “Bagaimana (sikap)
engkau terhadap suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi.
Ia menjawab, “Aku tidak pernah mengurangi haknya kecuali dalam perkara yang aku
tidak mampu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah di
mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga
dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4: 341 dan selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana
kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1933)
6- Menjaga Kehormatan,
Anak dan Harta Suami
Allah
Ta’ala berfirman,
فَالصَّالِحَاتُ
قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Sebab
itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada” (QS. An Nisa’: 34).
Ath
Thobari mengatakan dalam kitab tafsirnya (6: 692), “Wanita tersebut menjaga
dirinya ketika tidak ada suaminya, juga ia menjaga kemaluan dan harta suami. Di
samping itu, ia wajib menjaga hak Allah dan hak selain itu.”
7-
Bersyukur dengan Pemberian Suami
Seorang
istri harus pandai-pandai berterima kasih kepada suaminya atas semua yang telah
diberikan suaminya kepadanya. Bila tidak, si istri akan berhadapan dengan
ancaman neraka Allah Ta’ala.
Seselesainya
dari shalat Kusuf (shalat Gerhana), Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
menceritakan surga dan neraka yang diperlihatkan kepada beliau ketika shalat,
وَرَأَيْتُ النَّارَ
فَلَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ مَنْظَرًا قَطُّ وَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا
النِّسَاءَ. قَالُوا: لِمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: بِكُفْرِهِنَّ. قِيْلَ:
يَكْفُرْنَ بِاللهِ؟ قَالَ: يَكْفُرْنَ الْعَشِيْرَ وَيَكْفُرْنَ اْلإِحْسَانَ،
لَوْ أَََحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا
قَالَتْ: مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ
“Dan
aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti
hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.”
Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya
kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?” Beliau menjawab,
“(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami).
Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu
waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan
di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat
kebaikan darimu’.” (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907). Lihatlah
bagaimana kekufuran si wanita cuma karena melihat kekurangan suami sekali saja,
padahal banyak kebaikan lainnya yang diberi. Hujan setahun seakan-akan terhapus
dengan kemarau sehari.
8- Berdandan dan Berhias
Diri Hanya Spesial untuk Suami
Sebagian
istri saat ini di hadapan suami bergaya seperti tentara, berbau arang (alias:
dapur) dan jarang mau berhias diri. Namun ketika keluar rumah, ia keluar bagai
bidadari. Ini sungguh terbalik. Seharusnya di dalam rumah, ia berusaha
menyenangkan suami. Demikianlah yang dinamakan sebaik-baik wanita.
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي
تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا
وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Pernah
ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling
menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak
menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR.
An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan shahih)
Semoga
bermanfaat bagi setiap wanita. Moga Allah memberi taufik untuk mengamalkannya.
Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Subhaanahu wata’ala yang mulia. Karakteristik wanita berbeda dari laki-laki dalam beberapa hukum misalnya aurat wanita berbeda dari aurat laki-laki. Wanita memiliki kedudukan yang sangat agung dalam islam. Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang wanita. Wanita yang mulia dalam islam adalah wanita muslimah yang sholihah.
Baca selengkapnya tentang Hijab Fashion Muslimah
Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Subhaanahu wata’ala yang mulia. Karakteristik wanita berbeda dari laki-laki dalam beberapa hukum misalnya aurat wanita berbeda dari aurat laki-laki. Wanita memiliki kedudukan yang sangat agung dalam islam. Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang wanita. Wanita yang mulia dalam islam adalah wanita muslimah yang sholihah.
Baca selengkapnya tentang Hijab Fashion Muslimah
Ciri-ciri
Wanita Solehah (Wanita Idaman)
Wanita
adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Subhaanahu wata’ala yang mulia.
Karakteristik wanita berbeda dari laki-laki dalam beberapa hukum misalnya aurat
wanita berbeda dari aurat laki-laki. Wanita memiliki kedudukan yang sangat
agung dalam islam. Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang wanita. Wanita
yang mulia dalam islam adalah wanita muslimah yang sholihah.
Wanita
muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi haruslah wanita
muslimah yang sholihah karena banyak wanita muslimah yang tidak sholihah. Allah
Subhaanahu wata’ala sangat memuji wanita muslimah, mu’minah yang sabar dan
khusyu’. Bahkan Allah Subhaanahu wata’ala mensifati mereka sebagai para
pemelihara yang taat. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:
Wanita muslimah adalah wanita yang beriman bahwa
Allah Subhaanahu wata’ala adalah Rabbnya, dan
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi-Nya, serta islam pedoman
hidupnya. Dampak itu semua nampak jelas dalam perkataan, perbuatan, dan
amalannya. Dia akan menjauhi apa-apa yang menyebabkan murka Allah, takut dengan
siksa-Nya yang teramat pedih, dan tidak menyimpang dari aturan-Nya.
2. Kedua
Wanita muslimah selalu menjaga sholat lima waktu dengan wudlu’nya, khusyu’ dalam menunaikannya, dan
mendirikan sholat tepat pada waktunya, sehingga tidak ada sesuatupun yang
menyibukkannya dari sholat itu. Tidak ada sesuatupun yang melalaikan dari
beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’ala sehingga nampak jelas padanya buah
sholat itu. Sebab sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar serta benteng
dari perbuatan maksiat.
3. Ketiga
Wanita muslimah adalah yang menjaga jilbabnya
dengan rasa senang hati. Sehingga dia tidak
keluar kecuali dalam keadaan berjilbab rapi, mencari perlindungan Allah dan
bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan dengan adanya hukum jilbab
ini, dimana Allah Subhaanahu wata’ala menginginkan kesucian baginya dengan
jilbab tersebut. Allah berfirman:
Wanita muslimah selalu menjaga ketaatan kepada
suaminya, seiya sekata, sayang kepadanya, mengajaknya
kepada kebaikan, menasihatinya, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan
suara dan perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya.
إذا صلحت
المرأة خمسها وصامت شهرها وأطاعت زوجهادخلت جنّة ربّها (رواه أحمد وطبراني)
5. Kelima
Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik
anak-anaknya untuk taat kepada Allah Subhaanahu
wata’ala, mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati
mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala
jenis kemaksiatan dan perilaku tercela.
Allah
berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)
6. Keenam
Wanita muslimah tidak berkhalwat (berduaan)
dengan laki-laki bukan mahramnya.
Wanita muslimah adalah wanita yang tidak
menyerupai laki-laki dalam hal-hal khusus yang menjadi
ciri-ciri mereka.
Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai
wanita dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki”
8. Kedelapan
Wanita muslimah selalu menyeru ke jalan Allah di kalangan wanita dengan kata-kata yang baik, baik
berkunjung kepadanya, berhubungan telepon dengan saudara-saudaranya, maupun
dengan sms. Di samping itu, dia mengamalkan apa yang dikatakannya serta
berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari siksa Allah.
9. Kesembilan
Wanita muslimah selalu menjaga hatinya dari
syubhat maupun syahwat. Memelihara matanya
dari memandang yang haram. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:
10. Kesepuluh
Wanita muslimah selalu menjaga waktunya agar
tidak terbuang sia-sia,baik siang hari atau
malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu
domba), mencaci dan hal lain yang tidak berguna.
Artinya:
“Janganlah kalian saling dengki, saling membenci, saling mencari kesalahan dan
bersaing dalam penawaran, namun jadilah hamba-hamba Allah yang bersatu”
(Riwayat Muslim)
Wanita
muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi haruslah wanita
muslimah yang sholihah karena banyak wanita muslimah yang tidak sholihah. Allah
Subhaanahu wata’ala sangat memuji wanita muslimah, mu’minah yang sabar dan
khusyu’. Bahkan Allah Subhaanahu wata’ala mensifati mereka sebagai para
pemelihara yang taat. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:
Anda ingin mengetahui tentang INTERNET MARKETING
Anda juga ingin tahu tentang BISNIS ONLINE yang sedang di pelajari oleh sebagian kita.